Udah lama tidak ngunjungi SMA tercinta, SMA yang katanya
masa-masa terindah itu loh, emang iya sih. Semanjak akhir april 2015 aku belum
pernah lagi ke SMA tercinta, dan baru kemarin 10 November 2015 aku balik ke SMA
tercinta untuk mengambil Izazah. Aku datang ke-Sekolah bersama satu sahabat-ku
namanya pratiwi, dia lumayan cantik, kami janjian ke SMA jam 11 siang, namun
karena di-Kampus aku ada jam ganti ya mau nggak mau jam-nya harus di ubah, Kami
sampai di sana tepat pukul 12:30 WIB.
Aku sedikit
terkejut melihat ada 2 bangunan yang baru, bangunan yang ada tingkatannya,
padahal pada aku SMA dulu bangunan itu belum ada. Baru masuk ke depan gerbang
saja hujan udah turun, hujannya sangat deras. Aku dan Pratiwi menyalami
guru-guru semasa SMA dulu, jujur saja aku sangat-sangat rindu akan
nasihat-nasihat mereka, terutama ibu mapel Biologi, ibu lely.
Akhirnya jari ku
telah bercap dan bertato dengan dengan tinta berwarna biru, aku dan pratiwi di
persilahkan menunggu di ruangan TU untuk menunggu izahnya siap untuk diambil.
Di sela-sela menunggu aku dan pratiwi menyempatkan selfie-selfie di hp-nya,
karena pada saat itu hp-ku telah Low-bat. Hujan masih belum berhenti. Aku
memandang kearah luar dan pikiranku mulai memutar kembali masa-masa yang banyak
orang bilang kaitannya dengan masa SMA , Kisah kasih di sekolah.
Dari pintu ruang
TU, aku melihat lurus kedepan, tampak kelasku yang dulu menjadi saksi masa-masa
muda gilaku di SMA, masa dimana aku baru yang mengenal cinta dan memilihnya untuk
memandam daripada untuk di ungkapkan, Cowok macam apa aku ini, aku, pada saat
itu aku juga berharap bisa melihat dia walaupun sekebentar saja. I miss You.
Akhirnya nama akau
dan pratiwi di panggil, dan kami di persilahkan untuk mengambil izazah kami,
aku pun melihat nilai UN-ku, ada sedikit rasa malu di hatiku ketika melihat
sederetan nilai nilai yang tercetak di sehelai kertas tipis itu. Aku dan
peratiwi keluar gerbang dan tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namaku, dan
yuuppzz,, itu wak siomay, aku lari menghampirinya dan aku menyalaminya, “ada
rasa kangen dihatiku”, akupun berbincang-bincang dengan wak siomay, dia bilang
kalau ia merindukanku, dan akupun memesan siomaynya untuk dimakan dirumah.
Hujan sepertinya ingin turun lagi, aku segera pamitan dengan wak siomay dan
jalan menuju kearah utara untuk menunggu angkot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar