Singkat cerita aku dan yudi telah berada di lokasi yang
dimaksud, yaitu di salah satu Sekolah Dasar, sekolah yang akan menjadi tempat
diadakannya Persami PMR. Tak butuh waktu lama kini semua senior telah
bergabung. Kami memindahkan seluruh perlengkapan ke dalam ruangan yang telah
disediadakan, ruangan yang tak lain adalah kelas yang digunakan untuk proses
belajar mengajar, yang mana juga kelas itu akan kami gunakan untuk tidur malam.
Bersama para Alumni |
Sebelum
acara dimulai kami para senior mengabadikan momen bersama, karena sangat susah
rasanya untuk beremu satu sama lain secara bersamaan, untunglah Ricy sebagai
lelaki Hipster membawa seperlengkapan alat untuk berfoto ria. Azan berkumandang
semua masuk kedalam ruangan.
Sesuai
dengan hasil rapat sebelumnya kami para senior telah di beri tugas masing
masing, ada yang bertugas memasak, dokumentasi, pemberi materi, dan bagian api
unggun. Dengan dibantu 2 senior aku dan yudi berusaha untuk mencari kayu bakar,
untunglah kayunya kami dapat dengan mudah, walaupun harus melewati kuburan di
malam hari.
Kira
kira jam 11 malam masuk kedalam sesi pemberian materi, sesi materi ini dipimpin
oleh desi, selulur junior masuk kedalam kelas yang telah disediakan, belum
setengah jam berlangsung terdengar teriakan bahwa seseorang telah telah melihat
temannya pingsan. Kami segera membawa junior tersebut kedalam ruang UTS, ada
yang aneh dari kejadian pingsan tersebut, ternyata junior tersebut bukan hanya
pingsan melikan juga kesurupan. Disini saya merasa acara ini akan berjalan tidak
seperti seharusnya.
Bersama beberapa adik junior |
Setengah
jam berikutnya, 1 orang junior kembali kesurupan, kami para senior mengambil
tindakan yang sama. Kami saling cemas, kami khawatir, dan suasana mulai
mencekam. Dalam hati saya ingin pulang pada saat itu.
Kini
tengah malam, adik adik yang tadi mendapatkan kelas materi kini dipersilahkan
untuk memasuki tenda untuk tidur. Ada raut raut ketakutan di wajah mereka, ada
yang pucat bahkan ada yang seperti menangis, seakan akan ingin mengatakan “Momy
take me home”, bagaimanapun kini sudah jam 12 malam dan tidak mungkin untuk
membubarkan acara.
Dan
terjadi lagi, salah seorang senior (non-alumni) mengalami kemasukan. Disini
suasana sangat mencekam, saya tidak berani menceritakannya.
Saya
hanya tidur setengah jam pada hari itu, saya ketakukan, bahkan saya tidak
berani menuliskan cerita ini secara rinci. Sampai disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar