Saya
adalah anak dari seorang Ayah yang membawa marga Purba sebagai identitas hidup
di dunia,dan saya merasa perlu untuk menuangkan pikiran pikiran saya akan
kecintaan saya terhadap budaya Karo melalui media ini.
Saya
merasakan perubahan yang sangat besar terjadi terhadap diri saya beberapa bulan
terakhir, saya jatuh cinta dengan budaya karo, bukan hal yang terlalu besar
untuk di umumkan karena sudah sepantasnya saya mencintai budaya sendiri. Rasa
ingin tau saya sangat besar terhadap budaya karo, seperti bahasa
tradisionalnya, makanan tradisionalnya, adat tradisionalnya dan banyak lainnya.
Kecintaan
saya ini berawal ketika ibu saya sering memutar lagu-lagu karo di pagi hari,
saya merasakan ada sesuatu di lagu tersebut yang membuat saya merasa tertarik
dan nikmat ketika mendengar lagu lagu karo tersebut, walaupun pada saat itu
saya tidak mengetahui sama sekali apa maksud dari lagu yang sedang di putar,
kejadian yang sama juga terjadi seperti dulu saya belajar bahasa inggris. Ibu
memberi tau saya kalau tahun tahun yang lalu saya sangat tidak suka akan lagu
karo, saya selalu meminta ibu untuk mematikan lagu karo yang sedang di mainkan
pada saat itu.
Kecintaan
saya terhadap budaya Karo ini bertambah besar ketika saya melihat teman-teman
kampus saya yang juga banyak bersuku karo. Saya mempunyai teman yang lumayan
dekat di kampus dan dia juga bersuku karo, saya meilihat perbedaan yang sangat
besar terhadap dirinya dan saya, dia sangat piawai dalam berbahasa karo dan
sangat mengerti akan budaya karo, dan saya tidak, saya sangat iri akan kemampuannya dalam
berbahasa karo.
Dikampus,
saya juga mempunyai teman-teman lainnya yang lihai berbahasa karo dan sangat
mengerti akan budaya karo, saya sangat penasaran terhadap mereka, mengapa
mereka sangat lancar dan fasih dalam berbahasa karo, lalu mereka menjelaskan
kalau saya dan mereka itu berbeda, mereka menjelaskan kalau mereka tinggal dan
di besarkan di lingkungan yang menggunakan bahasa karo sebabagai bahasa utama
sedangkan saya tidak. Saya juga penasaran mengapa ayah saya tidak mengajarkan
saya bahasa karo ketika saya kecil dulu.
Kecintaan
saya terhadap budaya karo semakin besar, hal-hal baru yang tidak pernah saya
bayangkan sebelumnya terjadi. Seperti, saya sangat gemar memutar lagu lagu karo
ketika saya sedang tidak ada kelas, saya mulai menambahkan logat-logat karo
ketika saya sedang berbicara dengan orang-orang sekitar, saya juga mulai
mempelajarai bahasa karo sedikit demi sedikit, dan saya juga mulai mengkoleksi
drama-drama dan lagu-lagu karo.
Semakin
saya mendalami budaya Karo semakin saya merasa kalau memiliki dan mencintai
budaya itu adalah suatu kewajiban setiap orang. Saya juga sudah banyak
mengetahui tentang silsilah keluarga dari pihak ayah saya, dan saya yakin
banyak saudara saya yang tak mengetahui akan silsilah keluarga mereka, dan hal
itu membuat saya bangga.
Saya
juga masih ingat ketika awal tahun 2016 lalu, mentor bahasa inggris saya
mengatakan “Saya ingin anak saya bisa berbahasa daerah manadailing, karena saya
yakin, mampu berbahasa daerah itu sangat membantu kita di kehidupan
bermasyarakat”- Ms.Devi. pada saat itu saya hanya memikirkan kalimat tersebut
tanpa ingin mengambil langkah untuk mempelajari bahasa karo.
Banyak
orang yang melihat aneh terhadap saya, melihat aneh terhadap kecintaan saya
akan budaya karo, budaya yang nantinya juga akan saya wariskan untuk anak-anak
saya, mereka membuat opini kalau mempelajari budaya tradisonal bukanlah sesuatu
yang keren untuk lakukan oleh anak remaja pada zaman sekarang ini.
Bagi
saya yang merupakan seoarang pelajar pemula sangat mengaharapkan ilmu saya
dalam mempelajari budaya Karo akan terus bertambah, saya juga mengharapkan adik
adik atau siapaun anda untuk mulai mengetahui dan mencintai budaya tradisional
anda sebelum anda mencintai budaya orang lain.
Cintai
budaya Karo, budaya tradisonal Indonesia, kalau bukan kita siapa lagi?.
Mejuah-Juah.
^menulis dengan penuh bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar