Sejatinya bulan Ramadan adalah bulan yang membawa
kebaikan untuk semua umat dunia,dan banyak dari bentuk nikmat itu ialah
“Pertemuan”.
Tak pernah terpikir oleh saya untuk bisa berkumpul
kembali dengan teman SD saya, pasalnya sudah 8 tahun tamat tidak pernah
terbesit untuk mengadakan acara kumpul-kumpul bersama, hingga pada saatnya hari
Minggu 18 June 2017 saya di kontak oleh teman SD saya, bisa dikatakan teman
dekat saya ketika saya masih duduk di bangku SD, dia mengajak saya untuk bergabung
dalam acara reonian SD.
Tibalah hari dimana dilaksanakannya acara tersebut, kami
dijadwalkan untuk hadir pada pukul 17.30 wib atau 1 jam sebelum berbuka puasa,
namun ada hal yang tidak mengenakkan, yaitu turunnya hujan yang sangat deras
pada pukul 17.20 wib, dan sontak grup line penuh dengan chat-chat yang intinya
memberitahu bahwa di rumah mereka sedang turun hujan.
Pada pukul 17.30 saya sudah berada di salah satu komplek
tepatnya di salah satu apotik di komplek tersebut untuk menunggu jemputan Arya,
arya adalah salah satu alumni, dia mengontak saya untuk pergi bersama
dikarenakan dia tidak pernah ke lokasi yang dijanjikan sebelumnya, padahal
rumahnya dekat dengan lokasi tersebut. Untuk tambahan saja lokasi tersebut
dipilih karena lokasi tersebut mudah di jangkau dari kediam kami masing-masing, dan juga enaknya jadi kami
adalah jarak rumah kami tidak saling berjauh-jauhan, dan kami bersyukur akan
hal itu.
Pada pukul 18.00 wib hujan berhenti, dan pada pukul 18.05
Arya pun datang untuk menjeput saya. Namun hal yang sangat tidak mengenakkan
menimpa kereta ( motor / kendaraan beroda2) yang kami kendarai, ya ban kereta
bagian belakang arya bocor dan kami harus menemukan tukang tempel ban
secepatnya karena 20 menit lagi akan berbuka puasa, tapi untunglah kira kira
jarak 100 meter dari TKP ada tukang reperasi ban, dan ternyata ban dalam kereta belakan arya harus dig anti dengan
yang baru, saat itu waktu menunjukan pukul 18.30 dan masih ada 5 menit untuk
berbuka puasa.
Kira – kira pukul 18.37 saya dan arya sampai di kafe yang
dijadikan lokasi bukber, dan terlihat teman semasa SD saya sudah menunggu di
dalam kafe, sayapun masuk kedalam kafe tersebut serta bejabatan tangan dengan
mereka. Disana saya melihat teman duduk sebangku saya selama 6 tahun, Adrianto
saya juga melihat banyak yang berubah dari teman saya, seperti ulan yang
terlihat sangat anggun dan juga banyak wajah wajah baru yang ternyata teman
saya dulu ketika Olga mencoba mengingatkan saya akan mereka.
Foto Arya |
Banyak hal yang di bicarakan dalam kurun waktu 1 jam 30
menit malam itu, pada dasarnya kami ngobrol tentang masa-masa SD dahulu, dan
yang mencuri perhatian pada kafe tersebut adalah Nisa, Nisa sangatlah berbeda
ketika dia di SD dahulu, dia sekarang berubah menjadis eseorang yang easy going
dan memiliki sisi humor yang tinggi. Jam meunjukan pukul 20.00 wib, saya sangat
setuju dengan teman-teman bahwa pukul 8 malam sangat kurang untuk menuntaskan
kerinduan 8 tahun tak bertemu.
Sumi merekomendasikan untuk bermain di rumahnya, dan kami
mengiyakannya. Namun, ada satu hal yang mungkin sumi tidak ketahui bahwa kami
sudah menyusun satu rencana. 2 hari sebelum bukber diadakan sumi berulang tahun
yang ke 20 tahun, dan kami menseting
acara, nisa direncanakan untuk datang paling akhir kerumah sumi dengan tujuan
ia bertugas membeli kue ulang tahun untuk sumi, dan di lain sisi nisa juga
seakan akan sedang memiliki masalah dengan sumi.
Perjalanan kerumah sumi cukuplah menantang, karena ada
satu turunan yang juga cukup curam dan kami harus berhati hati pada malam itu.
Dan sumi sangat welcome terhadap kami, dia langsung mengeluarkan kue hari
rayanya, padahal hari raya masih 4 hari lagi, dan orang tua sumi juga ramah,
Satu hal yang membuat saya suka dengan rumah sumi adalah suasanyanya seperti
pedasaan walaupun rumahnya itu bukan di sesa. Kamipun dipersilahkan untuk
melahap hidangan yang ada di sepan mata, hidangan pertama yang saya makan pada
malam itu adalah buah semangka.
Kira-kira berselang 15 menit dari kedatangan kami, nisa
dan wahyudi datang membawa kue ulang tahun yang lilinnya bertuliskan angka 20,
sumi terkejut dan diperintah untuk make a wish serta meniup api yang sedang
membakar lilin, nisapun langsung menjelaskan bahwa ia hanya bercanda kepada sumi
terhadap sikap dinginnya ke sumi, malam masih terasa terasa panas.
Malam semakin larut dan semakin menggoda, pembicaraan
semakin liar dan tak tentu arah, ,mengalir begitu saja, dan topic kenakalan
masa SD adalah topic yang membuat bibir kami tertawa terbahak-bahak dan kadang
tersenyum malu, betapa malam yang sangat mahal.
Bisa dikatakan pada malam itu nisa adalah bintangnya dan
aji adalah rajanya, mereka membuat suasana semakin pecah dan mencairkan
kejaiman yang ada pada diri kami masing – masing, jujur saya tak menyangka
malam tersebut akan menjadi segila itu. Jam juga sudah menunjukan pukul 09.30
malam, orang tua sayapun sudah sibuk menelpon anaknya untuk cepat pulang dan
saya hanya mengiyakan tanpa melakukannya. I’m sorry mak. Dan malampun belum
berakhir.
Raja dan Ratu |
Hujan mulai turun kembali pada malam itu, hujan datang
seperti pertanda untuk membuat malam semakin intim buat kami, udara dinginpun
tak terelakkan, hati menolak untuk lekas pulang, banyak lagi hal-hal yang patut
untuk di perbincangkan, sebagai pelengkap kami minta sumi untuk menambah air
didalam teko untuk melanjutkan pembicaraan. Ada yang saling curhat tentang
kerasnya kehidupan ada juga yang membahas tentang percintaan ada juga yang
membahas hal hal bodoh yang memang layak untuk di perbincangkan.
dirumah sumi |
Hujan semakin menjadi-jadi, teman saya mulai panic karena
jam sudah menunjukan pukul 11 malam, ide cemerlangpun datang tanpa sengaja,
kini di tangan sumi sudah ada lebih dari 5 bungkus mi instan, ya kami akan
makan sekali lagi dirumah sumi, dan lagi lagi orang tua saya tetap menelpon
saya dengan perintah untuk pulang. Melihat kondisi saya yang didisak untuk
pulang, beberapa teman saya mulai mencemaskan kondisi saya, masing-masing dari
mereka menawarkan saya tumpangan untuk lekas pulang dan pilihan saya jatuh
kepada teman sebangku saya selama 6 tahun.
Adri |
Ulan dan Nisa |
Wahyudi |
Saya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar