Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan 2017
Poster GGA |
“Saya akan menceritakan lengkap, dengan harapan akan
terperinci secara detail segala kejadian yang merujuk pada acara Gendang Guru
Guru Aron STMIK Triguna Dharma Medan”
Saya bisa
dikatakan adalah seseorang yang baru mendalami tentang budaya karo, maka dari
itu saya mendedikasikan tulisan ini untuk semua anak remaja karo yang masih
mencintai budaya karo sebagai bagian dari kehidupan, adapun tulisan saya pada Postingan ini Bisa mendeskripsikan tentang seberapa besar kekaguman saya terhadap
budaya karo.
Kembali
ke topic semula “Gendang Guru-Guru Aron
– STMIK Triguna Dharma Medan” , awal mulanya saya mengetahui akan diadakannya
acara Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan adalah ketika ada pengumuman pada mading kampus, saat itu memang belum di jelaskan kapan akan di
laksanakan acaranya, yang saya temukan pada saat itu adalah hanya brosur yang
ditempel dengan ajakan untuk bergabung dalam organisasi Imka (Ikatan Mahasiswa
Karo) Stmik Triguna Dharma, tanpa pikir panjang sayapun langsung menyimpan
kontak Whatsaap yang tersedia.
Gendang
Guru-Guru Aron adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat suku karo
sebagai media untuk mempererat hubungan antar individu, adapun di dalam acara
Gendang Guru-Guru Aron meliputi beberapa aspek penting, yaitu : Tempat,
Tarian(landek), dan musik.
Sekedar
tambahan, saya juga sedang mencari apakah di kampus saya ini ada Ikatan
Mahasiswa Karo, dan untunglah saya menemukan mereka dengan nama organisasi IMKA
SADA NIOGA, sada nioga merupkan bahasa karo yang saya juga belum mengetahui apa
maksud dari kata sada nioga tersebut.
Singkat
cerita saya sudah berada di dalam grup WA Imka sada nioga, jujur saja saya
merasa kebingungan ketika teman-teman mulai melakukan perbincangan di dalam
grup, yang membuat saya bingung adalah ketika mereka menggunakan bahasa karo
sebagai bahasa utama di dalam grup itu, namun untunglah berkat bantuan ayah
sebagai penerjemah saya mulai bisa mngerti apa yang mereka perbincangkan.
Didalam
percakapan grup diumumkan kalau pada bulan Desember akan diadalan acara Gendang
Guru-Guru Aron, pada saat itu baru bulan September. Setelah mendengar
pemberitahuan itu saya sengat merasa
senang dan bersemngat untuk mengikuti acara tersebut, teman saya yang juga
bersuku karo red – Friska Barus juga menghubingi saya kalau akan diadakannya
acara GGA, saya dan Friska sudah sepakat akan mengikuti acara tersebut.
Sebelum
acara yang akan dilaksankan pada bulan November masih tersedia sekitar 5 minggu
untuk latihan Landek (tarian suku karo), dan sudah disepakati kalau latihan
akan diadakan setiap hari Rabu dan Kamis di rumah kak Irma br. Surbakti. Saya
sangat mengingat jelas hari pertama saya datang kerumah kak Irma dalam rangka
latihan landek.
Latihan Landek |
Latihan Landek |
Saya
sangat merasa bahagia ketika melakukan landek, karena saya belum pernah
melakukan landek sebelumnya. Saya masih ingat betul ketika hari pertama latihan
di rumah kak Irma pada hari Rabu, saya merasa malu dan canggung ketika pertama
kali harus melakukan landek, dan untunglah teman-teman Imka sangat welcome dan
baik terhadap saya, dari latihan landek hari pertama itu membawa efek candu
kepada saya, rasanya sangat lama untuk berjumpa dengan hari rabu dan kamis.
Ketika
acara akan di selenggarakan 2 minggu lagi diadakanlah Rapat bersama untuk
membahas apa saja yang harus dipersiapkan untuk mensusksekan Aacara puncak,
salah satu dari hasil rapat adalah dengan menyepakati pakaian yang akan di
gunakan pada acara puncak. Ternyata pakaian yang harus di gunakan pada acara
puncak adalah pakaian yang saya belum memilikinya, untunglah mamak saya berbaik
hati untuk membelikan perlengkapan serta pakaian untuk acara puncak.
Sampailah
kepada hari pelaksanaan acara, acara akan dimulai pada malam hari pukul 20.00
wib, dan diberitahukan setiap pesarta yang berapartisipasi untuk berada di
rumah kak Irma sejak pagi karena ada beberapa hal yang harus di lakukan seperti
erban cimpa (membuat makanan khas karo) dan memastikan jambur (tempat
diadakannya acara) dalam keadaan siap.
Jam
sudah menunjukan pukul 20.00 wib yang artinya acara akan segera dimulai, untuk
sekedar tambahan acara Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan kali
ini menghadirkan 2 artis karo, Narta Perangin-angin dan Intan br Ginting, acara
berlangsung sangat meriah walaupun keadaan di luar jambur sedang di penuhi
dengan rintik-rintik hujan, tak tampak wajah wajah yang mengantuk walaupun pada
saat itu jam sudah menunjukan pukul 22.00.
Sedikit gambaran Pada Acara Puncak |
Hingga
saya dikejutkan oleh kedatangan 2 saudara saya, bang Dani dan bang Sandy, saya
sangat tidak menyangka mereka akan datang karena saya tidak ada memberitahukan
mereka kalau saya turut berpartisipasi dalam acara Gendang Guru-Guru Aron –
STMIK Triguna Dharma Medan 2017, dengan perantara tulisan ini saya sangat
berterima kasih atas kedatangan kalian, itu sangat berarti bagi saya, sekali
lagi terima kasih.
Saya
sangat tidak sabar untuk tampil malam itu, saya mendapat kesempatan untuk
nge-landek pada pukul 01.00 dinihari, dan saya juga berkesempatan untuk
nge-landek ke 2 kalinya pada malam itu kalau tidak salah pada pukul 2.00
dinihari, dan syukurlah kedua-duanya berlangsung dengan lancar walaupun tak
bisa dipungkiri saya sangat nervous pada malam itu.
Outfit yang saya gunakan,belum dipasang kampuhnya |
Akhirnya
acara selesai pada pukul 05.30 wib di pagi hari, acara di akhiri dengan
mempersilahkan para tamu untuk melakukan landek di atas panggung. Acara yang
sangat panjang, raut raut kelelahan mulai terlihat di wajah-wajah kami, walapun
begitu tidak ada rasa menyesal sedikitpun untuk mengikuti acara Gendang Guru
Guru Aron ini.
Dengan
tulisan ini saya juga ingin meminta maaf kepada kak Irma dan kak Reka perihal
kelalaian kami dalam hal-hal non teknis yang kami lupakan ketika acara
berakhir, kiranya kak Irma menerima permohonan maaf kami.
“Satu tahun yang lalu ketika saya baru mengenal budaya karo Saya
sempat berpikir kalau saya sangat ingin melakukan landek dan ikut pada acara seperti
GGA , dan kini saya merasa sangat bahagia dan bangga karena sudah melibatkan
diri pada acara yang sangat saya impikan serta menjadi bagian dari anak muda
Indonesia yang melestarikan budaya nusantara Indonesia, Budaya Karo”
Bujur ras Mejuah-Juah,
Salam Sada Nioga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar