Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia offline kata
main memiliki arti “ma·in-ma·inv1cak bermain-main; bersenang-senang dng melakukan
sesuatu: kami - di pasir dng
membuat lubang sumur-sumuran dan gua-guaan; 2tidak dng sungguh-sungguh;
hanya berkelakar; bermain-main saja: engkau jangan -, ini masalah penting; 3kiberbuatserong: belum sebulan kawin dia telah –
dng perempuan lain”.
Sumber Gamar : Teropongrakyat.net |
Berdasarkan penjelasan mengenai arti main yang merujuk tentang kegiatan bersenang-senang bisa kita
kaitkan dengan permainan anak kecil di Indonesia yang sekarangi ni (2018)sangat berbeda dengan
apa yang saya mainkan ketika saya masih menjadi seorang anak kecil.
Ketika saya berusia 5-15 tahun, masa kecil saya dipenuhi dengan berbagai
macam mainan tradisional khas Indonesia, waktu bermain saya dimulai ketika saya
pulang sekolah pukul 11:00 wib hingga menjelang waktu magrib pukul 18:00 WIB ketika
saya masih menjadi seorang siswa SD, oleh karena itu saya memiliki setidaknya 7
jam untuk bermain bersama teman-teman. Teman yang saya miliki ketika saya masih
kecil sangat beragam, mulai dari berbeda jenis kelamin, perbedaan budaya yang mencolok, agama, usia dan
perbedaan kecil lainnya. Syukurnya perbedaan-perbedaan itu melebur menjadi satu
ketika permainan di mainkan.
Banyak permainan yang biasanya saya mainkan pada
saat saya masih kecil, diantaranya Guli (kelereng), Alip Berondok (Petak Umpet),
Englek, Karet,congkak,Samberlang,
dan masih banyak lagi. Saya masih mengingat jelas orang-orang yang bermain bersama
ketika masih kecil dulu, dan yang membuat lebih asyik adalah ketika para pemain
adalah mereka-mereka yang tinggal berbeda Gang dengan saya, dan jarak pun tidak menjadi penghalang
pada saat itu. Hal ini terasa sangat jauh berbanding terbalik dengan apa yang
terjadi kepada anak-anak kecil di sekitaran saya sekarang ini.
Pada saat saya kecil dahulu, saya memiliki Handphone
pribadi ketika saya berada di kelas 2
Sekolah Menengah Pertama(SMP), dan mengenal Internet ketika kelas 5 Sekolah Dasarmelaui Warnet. Pada saat
itu kehadiran 2 piranti (teknologi) tersebut belum terlalu mengambil alih peran permainan tradisional sebagai
media untuk menghabiskan waktu anak-anak dan remaja.
Saya percaya dengan
hadir dan semakin majunya tekhnologi informasi di Indonesia semakin membuat
dunia yang kita huni terasa lebih menarik, kita bisa menggunakan facebook untuk
mencari tau informasi tentang teman-teman yang sudah tidak kita jumpai selama
lebih dari 5 tahun. Namun, di balik itu ada beberapa nilai yang semakin pudar
keberadaannya diakibatkan kemajuan teknologi informasi yang ada, dan sasaran
utama yang terkena dampak tersebut adalah anak-anak
dengan rentan usia 5-15 tahun.
Nilai sosial meruapakan
nilai yang sangat merasakan dampak negatif terhadap kemajuan teknologi
informasi pada anak-anak sekarang ini, hal tersebut bisa kita lihat banyak dari
anak-anak yang tidak mampu untuk bergaul ketika di hadapkan dengan teman-teman
baru, namun sangat memiliki rasa pertemanan yang tinggi dengan teman baru
mereka di sosial media yang baru saja di kenal beberapa hari. Contoh lainnya
adalah banyak dari anak-anak dijaman sekarang yang memlih untuk bersikap
individualis dan menyampingkan nilai-nilai sosial.
Lebih mirisnya lagi adalah ketika melihat
balita yang di berikan gadget berupa smartphone oleh orang tua sebagai media
bermain anak dan juga sebagai alat untuk mendiamkan rengekan sang balita,
tindakan ini adalah tindakan yang salah karena seharusnya balita di perkenalkan
hal-hal yang berkaitan langsung dengan nilai-nilai sosial, seperti mengenalkan
balita dengan hal-hal yang bersifat membangun jiwa simpati, menyayangi, dan
menghormati hal-hal yang berada di sekitar mereka.
Adapun nilai postif yang bisa kita ambil dari
permainan tradisonal adalah, kita bisa mempererat hubungan antar individu dan
terciptnya perasaan saling menghormati juga menyayangi, selain itu ketika kita
bermain permainan tradisional banyak dari bagian tubuh kita juga mendapatkan
keuntungan, yaitu otot-otot yang semakin berkembang dan sangat bagus untuk
perkembangan anak-anak.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah pentingnya
permainan tradisional Indonesia untuk tetap dilestarikan keberadaannya karena
permainan tradisional Indonesia mempunyai banyak nilai-nilai kehidupan
di-dalamnya, adapun orang tua memiliki peranan penting untuk mengenalkan
permainan tradiosional kepada anak-anak mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar