Perbedaan agama antar individu
seharusnya tidak menjadi halangan yang begitu besar untuk sepasang kekasih
menuju jenjang tertinggi dari sebuah hubungan asmara, yaitu pernikahan. Dasar
penikahan yang paling utama adalah kebersediaan antar 2 individu tanpa ada
paksaan dari berbagai pihak, karena jika ada pihak yang merasa terpaksa dan
dipaksa untuk menjalankan suatu pernikahan akan mencoreng nilai dasar dari
suatu pernikahan.
Hal yang cukup menarik muncul
ketika kita melihat pernikahan antar pasangan yang memiliki suku yang berbeda,
sebagai contoh, seorang lelaki bersuku A menikahi perempuan bersuku B dengan
mempercayai agama yang sama, tetapi tidak banyak orang yang mempermasalahkan
akan perbedaan suku yang dimiliki oleh kedua individu, dan tidak menjadi
permasalahan terhadap suku yang di miliki, namun hal tersebut berbeda dengan
pernikahan pasangan yang berbeda agama.
Agama dan suku di indonesia
memiliki peran yang sangat vital dan bersifat fundamental di kehidupan berwarganegara,
nilai agama dan budaya juga bisa terlihat jelas pada dasar negara yaitu
pancasila, sehingga segala sesuatu yang ingin individu ataupun kelompok lakukan
harus mengacu kepada 5 sila dasar yang terdapat didalam pancasila. Kemudian,
apakah pernikahan beda agama mencerminkan dan memiliki setidaknya satu nilai
yang terdapat di dalam pancasila.
Untuk menjawab asusmsi tersebut
saya mengacu kepada sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”, dari sila tersebut
saya menginterpretasikan bahwa setiap individu harus memiliki hak dan kewajiban
yang sama di mata negara, termasuk hak untuk memilih pasangan yang ingin ia
nikahi, tanpa ada paksaan dari berbagai pihak.
Nikah beda agama memiliki
beberapa resiko yang akan diterima ketika dilakukan, resiko terbesar akan
datang dari orang terdekat yakni keluarga, dan kelompok-kelempok konservatif
yang mengutuk perbedaan yang berkembang di masyarakat, maka dari itu banyak
dari calon pasangan nikah beda agama harus menurunkan ego untuk tidak
melangsungkan pernikahan atau menyamakan keyakinan kedua individu.
Tulisan ini tidak secara khusus
menelanjangi tafsir-tafsir para penafsir melainkan tulisan yang secara khusus
ditulis oleh penulis berdasarkan opini pribadi tanpa ada maksud menista
kepercayaan berbagai macam pembaca.
Ane mencium cinta2an ini gan......gea kah..wkwkwkwk
BalasHapusWkwkwkwk. Bukan kisah cinta ku ini bang. Wkwmwm
Hapus