Kesendirian
“Kenapasih gak nyarik cewek diluar sana
kau itu manis, baik, pengertian, Kenapa harus terus ngarepin dia?”
kau itu manis, baik, pengertian, Kenapa harus terus ngarepin dia?”
Kata-kata itu masih
membekas di telingaku, aku tak tahu apakah aku menyadari akan hal tersebut atau
tidak, yang pasti 2 kata terakhir tersebut “ngarepin dia?” harus
kuakui bahwa sampai saat ini aku masih mengharapkan iba hati seseorang untuk
menjemput panggilan hatiku, dan mungkin jika aku tak ke-PDan mengahbiskan sisa
umurku bersamanya.-DIA
Bisa dikatakan aku
telah cukup lama berpura-pura seakan acuh tak acuh terhadap diriku tentang perasaan
ini. Aku tak tahu bagaimana aku memulai semua ini. Aku tak tahu mengapa aku
bisa jatuh hati kepadanya, dan hal yang paling kutakutkan dari semuanya adalah
bagaimana aku harus mengakhirinya? Jikalau memang nanti aku buntu akan jalan
yang harus aku jalani untuk mengakhiri semua ini, aku hanya akan berharap
tuhan, tuhan yang akan mengakhiri semua ini. Terserah akankah terjadi akhir
yang bahagia ataukah sebaliknya.
Keyakinan yang
kupegang teguh saat ini, sedikit- demi sedikit mulai luntur tajinya. Awalnya
aku mengira bahwa semuanya akan mengalir begitu saja. Namun, disaat-saat aku
berada di titik puncak kenyamananku, satu hat mengusik saraf-saraf otak ku.
“Bagaimana nanti jika akhirnya tak sesuai dengan ekspetasiku?”. Pertanyaan itu
terus menerus menghantui hidupku. Aku mulai tak percaya lagi akan semua
angan-angan ku yang kukira itu adalah sesuatu ekspetasi yang kredibilitasnya
belum bisa aku nyatakan kebenarannya hingga saat ini. Akhir yang bahagia yang
selalu kubaca di dalam novel-novel-lah yang menjadikan aku gila seperti
sekarang ini.
Sedikit memalukan
memang, ketika aku memutarkan kembali memori akan hal pertama yang membuat
diriku sampai saat sekarang ini masih tetap terus mengharapkannya. Hal kecil
yang ia berikan kuanggap sesuatu yang sangat besar dampaknya akan diriku. Aku
terlalu terobsesi untuk menjadikan diriku menjadi orang lain, aku seakan merasa
tertekan atas keadaanku untuk menjadi diri sendiri, walaupun banyak orang yang
tak mengerti akan hal tersebut.
Mencintaimu membuat
kreatifitasku terkubur dalam, membuat diriku menjadi seorang yang penakut,
menjadi seseorang yang terlalu berharap. Namun, mencintaimu membuatku terus
untuk memotivasi diriku untuk menjadi lebih baik lagi, bahkan mencintaimu
membuat diriku bisa mengerti akan arti sebuah kesabaran.
Made in “ZULFI HAFITS
ARIZA P.
/@lakzulfi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar