Selasa, 24 Maret 2015

X-FACTOR 2015




     Aku masih mengingat dengan jelas perjuangan pagi itu, sabtu pagi yang penuh perjuangan. Sebelumnya aku berfikir bahwa yudi hanya bercanda kalau jam Sembilan pagi nanti akan berangkat untuk mengikuti audisi X-Factor 2015 yang dilaksanakan di gedung serba guna Unimed Medan.

   Syukurlah, pelajaran Buk Yuleli telah selesai, akupun segera bergegas memasuki seluruh buku-buku yang ada dilaci agar kupindahkan kedalam tas ku. Aku gandeng tas ransel itu dipundaku, dan segera bergegas menuju ke kelas Yudi, jarak kelas ku ke kelasnya hanya 2 kelas, Aku di XII IPA 3, sedangkan dia menempati kelas XII IPA 6. Tak kusangka ketika aku melangkah keluar kelas teman-temanku memberikan aku semangat “Good luck ya zulfi” ucap seorang temanku. “Ok sip, Thanks” Ucapku berlari ke kelas yudi.


   Aku melihatnya juga sibuk sedang bergegas. Aku tak tau mengapa aku merasa sangat semangat dipagi itu. Namun, kami belum bisa pergi karena belum mendapatkan izin dari pihak sekolah. Oh Tuhaann. Yudi mengatakan bahwa harus ada persetujuan dari pihak orang tua terlebih dahulu sebelum pihak sekolah bisa member izi keluar untuk kami. Aku memeriksa handphone jadul di saku ku, aku tekan *123# untuk mengecek sisa pulsa, tapi sial pada saat itu pulsa ku tak kurang dari Rp 1000, begitupun dengan yudi. Kami memutuskan untuk ke Toserba dan mengisi pulsa kami dengan nominal kurang dari Rp 10.000.
  Aku sibuk mencari deretan nama “Ayah” di Phone book ku, akhirnya muncul juga, aku segera menekan tombol hijau yang bertanda menyambungkan panggilan, namun sayang ayah tak mengankatnya. Aku mulai panic pada saat itu. Aku mendengar bahwa ayah yudi sedang didalam perjalanan menuju tempat pekerjaannya. Aku memutuskan untuk menelpon sepupuku “Melda” Aku meminta kepadanya bahwa ia berpura-pura menjadi kakak kandungku, untungnya ia bersedia. Pak wakasek mengintrogasi melda melalui telephone, untungnya melda menjawabnya dengan lancer. Ujian pertama lulus. Kini giliran yudi, ia sudah hampir putus asa, tidak ada pihak keluarga yang bisa dihubungi melainkan sang ayah yang sedang  dalam perjalanan. Akhirnya muncul ide brilliant, aku berinisiatif untuk menjadikan ibuku sebagai orang tua kandung yudi, dan sama sepertiku rencana berjalan dengan lancar.
   Aku tak bisa menyembunyikan rasa senangku pagi itu, kamipun mendapatkan surat izin pulang, aku dan yudi bergegas menuju kelasnya, sampai disan aku dan yudi disuruh menaynyi sejenak oleh wali kelas yudi Bpk. Fazli. Akhirnya, sesi nyanyi didalam kelaspun selesai. Pak pazli menandatangani surat izin pulang yang bertanda memudahkan langkah kami untuk mengikuti audisi.
   Kamipun akhirnya keluar dari gerbang sekolah tercinta, SMA N 13 MEDAN. Suasana dipagi itu sangat terik akan cahaya matahari, namun kami tetap have fun selama dijalan,(sekolah ku letaknya kuarang lebih 500 meter dari depan pasar) membicarakan dan berandai-andai jikalau nanti kami lolos kejakarta. Aku dan yudi memutuskan menaiki angkutan kota yang bernomorkan 08, kamipun menaikinya hanya sampai simpang titikuning, karena kami harus bertukar angkot untuk sampai ketempat audisi, tepatnya angkot 121, tetapi kami terlebih dahulu bertanya kepada orang yang lalu lalang dipinggir jalan.
     Diangkot, kami duduk menghadap arah jalan, Sesekali aku keluarkan hanphone Nokia C-1 ku, aku mempuka lirik lagu yang akan aku nyanyikan disana nanti, begitupun dengan yudi. Kurang lebih 30 menit berada di angkot, aku dan yudi turun di “Gedung Serbaguna Unimed”. Aku dan yudikebingungan, mengapa tak ada kumunan orang yang bertanda ikut audisi disana, “Yud kek mana ini” ucapku kepadanya sesekali mengecek hpku. “Cak, kita masuk aja zul” pinta yudi.
    Aku dan yudipun memasuki gedung yang cukup luas itu, benar saja, tak ada tanda-tanda audisi disana, untungnya aku dan yudi menjumpai seorang satpam, langsung saja aku Tanya kepadanya. Aku mendapatkan informasi bahwa audisi bukan dilakukan di tempat yang kupijak saat itu, melainkan di Unimednya langsung. Aku dan yudipun memasang muka kesal. Kami memutuskan untuk berdiri didepan gerbang gedung serbaguna, Yudi menyarankan untuk melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, dan akupun mengikuti permintaannya tanpa ada bantahan.
    Sudah hampir 10 menit kami berjalan di tengah teruk matahari yang sangat menyengat. Keringat mulai bercucuran, Aku member inisiatif kepada yudi agar naik angkot saja. Yupipun mengiyakannya, namun, harapan tak berjalan sesuai kenyataan, angkot tak kunjung datang. Kami berjalan kembali sampai jam menunjukan pukul 10:40 Wib, yang berarti kami telah berjalan selama lebih dari 30 menit.
Disalah satu persimpangan aku melihat stiker yang bertuliskan “X FACTOR 2015 AUDITION”. Kami menanyakan tentang kebebaran iklan tersebut, dan salah seorang pedagang mengatakan, kalau audisinya tidak jauh lagi dari tempat kami berada sekarang.
     Setelah memasuki Unimed kami harus berjalan lurus kedepan, rimbunan pohon menyambut kedatangan kami. Betapa senangnya hati ku ketika aku melihat rentetan orang berjejer rapi di barisan yang disediakan, lalu aku bingung harus memulai dari mana, aku memutuskan untuk bertanya kepada salah satu peserta yang juga sedang ikut audisi. Setalah aku mendapat informasi, akhirnya aku dan yudipun mengantri, ketika 5 menit mengantri kami melihat “Roby Purba” sebagai host X-fact, wwaaaaawww, it just a started.
      Suasana antrian semakin padat, ditambah lagi terik matahari yang menyengat, tapi tak menghalangi langkahku untuk menjadi seorang juara. 1 jam telah menganti, namun posisiku tidak bergerak jauh dari posisi awal. Selama mengantri juga aku di suguhkan suara-suara indah para kontestan lain. Disitu aku menyadari bahwa banyak orang yang memiliki suara indah, dan disitu kadang saya merasa sedih.
   Karena merasa sedih aku dan yudi memutuskan untuk melangkahkan kaki keluar gedung unimed, namu, ditengah perjalanan seorang gadis menghampiriku sambil menyodorkan seunit handphone dengan maksud untuk mengambilkan fotonya,.

#Selanjutnya, tunggu aja ntarrr


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling Banyak di Baca