Sabtu, 30 Desember 2017

Gendang Guru-Guru Aron (GGA) – STMIK Triguna Dharma Medan 2017



Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan 2017

Poster GGA


“Saya akan menceritakan lengkap, dengan harapan akan terperinci secara detail segala kejadian yang merujuk pada acara Gendang Guru Guru Aron STMIK Triguna Dharma Medan”

                Saya bisa dikatakan adalah seseorang yang baru mendalami tentang budaya karo, maka dari itu saya mendedikasikan tulisan ini untuk semua anak remaja karo yang masih mencintai budaya karo sebagai bagian dari kehidupan, adapun tulisan saya pada Postingan ini Bisa mendeskripsikan tentang seberapa besar kekaguman saya terhadap budaya karo.


                Kembali ke topic semula  “Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan” , awal mulanya saya mengetahui akan diadakannya acara Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan adalah ketika ada pengumuman pada mading kampus, saat itu memang belum di jelaskan kapan akan di laksanakan acaranya, yang saya temukan pada saat itu adalah hanya brosur yang ditempel dengan ajakan untuk bergabung dalam organisasi Imka (Ikatan Mahasiswa Karo) Stmik Triguna Dharma, tanpa pikir panjang sayapun langsung menyimpan kontak Whatsaap yang tersedia.

                Gendang Guru-Guru Aron adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat suku karo sebagai media untuk mempererat hubungan antar individu, adapun di dalam acara Gendang Guru-Guru Aron meliputi beberapa aspek penting, yaitu : Tempat, Tarian(landek), dan musik.

                Sekedar tambahan, saya juga sedang mencari apakah di kampus saya ini ada Ikatan Mahasiswa Karo, dan untunglah saya menemukan mereka dengan nama organisasi IMKA SADA NIOGA, sada nioga merupkan bahasa karo yang saya juga belum mengetahui apa maksud dari kata sada nioga tersebut.

                Singkat cerita saya sudah berada di dalam grup WA Imka sada nioga, jujur saja saya merasa kebingungan ketika teman-teman mulai melakukan perbincangan di dalam grup, yang membuat saya bingung adalah ketika mereka menggunakan bahasa karo sebagai bahasa utama di dalam grup itu, namun untunglah berkat bantuan ayah sebagai penerjemah saya mulai bisa mngerti apa yang mereka perbincangkan.

                Didalam percakapan grup diumumkan kalau pada bulan Desember akan diadalan acara Gendang Guru-Guru Aron, pada saat itu baru bulan September. Setelah mendengar pemberitahuan itu saya sengat merasa  senang dan bersemngat untuk mengikuti acara tersebut, teman saya yang juga bersuku karo red – Friska Barus juga menghubingi saya kalau akan diadakannya acara GGA, saya dan Friska sudah sepakat akan mengikuti acara tersebut.

                Sebelum acara yang akan dilaksankan pada bulan November masih tersedia sekitar 5 minggu untuk latihan Landek (tarian suku karo), dan sudah disepakati kalau latihan akan diadakan setiap hari Rabu dan Kamis di rumah kak Irma br. Surbakti. Saya sangat mengingat jelas hari pertama saya datang kerumah kak Irma dalam rangka latihan landek.
Latihan Landek
Latihan Landek



                Saya sangat merasa bahagia ketika melakukan landek, karena saya belum pernah melakukan landek sebelumnya. Saya masih ingat betul ketika hari pertama latihan di rumah kak Irma pada hari Rabu, saya merasa malu dan canggung ketika pertama kali harus melakukan landek, dan untunglah teman-teman Imka sangat welcome dan baik terhadap saya, dari latihan landek hari pertama itu membawa efek candu kepada saya, rasanya sangat lama untuk berjumpa dengan hari rabu dan kamis.
                Ketika acara akan di selenggarakan 2 minggu lagi diadakanlah Rapat bersama untuk membahas apa saja yang harus dipersiapkan untuk mensusksekan Aacara puncak, salah satu dari hasil rapat adalah dengan menyepakati pakaian yang akan di gunakan pada acara puncak. Ternyata pakaian yang harus di gunakan pada acara puncak adalah pakaian yang saya belum memilikinya, untunglah mamak saya berbaik hati untuk membelikan perlengkapan serta pakaian untuk acara puncak.

                Sampailah kepada hari pelaksanaan acara, acara akan dimulai pada malam hari pukul 20.00 wib, dan diberitahukan setiap pesarta yang berapartisipasi untuk berada di rumah kak Irma sejak pagi karena ada beberapa hal yang harus di lakukan seperti erban cimpa (membuat makanan khas karo) dan memastikan jambur (tempat diadakannya acara) dalam keadaan siap.

                Jam sudah menunjukan pukul 20.00 wib yang artinya acara akan segera dimulai, untuk sekedar tambahan acara Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan kali ini menghadirkan 2 artis karo, Narta Perangin-angin dan Intan br Ginting, acara berlangsung sangat meriah walaupun keadaan di luar jambur sedang di penuhi dengan rintik-rintik hujan, tak tampak wajah wajah yang mengantuk walaupun pada saat itu jam sudah menunjukan pukul 22.00.
Sedikit gambaran Pada Acara Puncak


                Hingga saya dikejutkan oleh kedatangan 2 saudara saya, bang Dani dan bang Sandy, saya sangat tidak menyangka mereka akan datang karena saya tidak ada memberitahukan mereka kalau saya turut berpartisipasi dalam acara Gendang Guru-Guru Aron – STMIK Triguna Dharma Medan 2017, dengan perantara tulisan ini saya sangat berterima kasih atas kedatangan kalian, itu sangat berarti bagi saya, sekali lagi terima kasih.

                Saya sangat tidak sabar untuk tampil malam itu, saya mendapat kesempatan untuk nge-landek pada pukul 01.00 dinihari, dan saya juga berkesempatan untuk nge-landek ke 2 kalinya pada malam itu kalau tidak salah pada pukul 2.00 dinihari, dan syukurlah kedua-duanya berlangsung dengan lancar walaupun tak bisa dipungkiri saya sangat nervous pada malam itu.
Outfit yang saya gunakan,belum dipasang kampuhnya


                Akhirnya acara selesai pada pukul 05.30 wib di pagi hari, acara di akhiri dengan mempersilahkan para tamu untuk melakukan landek di atas panggung. Acara yang sangat panjang, raut raut kelelahan mulai terlihat di wajah-wajah kami, walapun begitu tidak ada rasa menyesal sedikitpun untuk mengikuti acara Gendang Guru Guru Aron ini.

                Dengan tulisan ini saya juga ingin meminta maaf kepada kak Irma dan kak Reka perihal kelalaian kami dalam hal-hal non teknis yang kami lupakan ketika acara berakhir, kiranya kak Irma menerima permohonan maaf kami.

“Satu tahun yang lalu ketika saya baru mengenal budaya karo Saya sempat berpikir kalau saya sangat ingin melakukan landek dan ikut pada acara seperti GGA , dan kini saya merasa sangat bahagia dan bangga karena sudah melibatkan diri pada acara yang sangat saya impikan serta menjadi bagian dari anak muda Indonesia yang melestarikan budaya nusantara Indonesia, Budaya Karo”
Bujur ras Mejuah-Juah,
Salam Sada Nioga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling Banyak di Baca