Selasa, 29 November 2016

Persami PMR



     Singkat cerita aku dan yudi telah berada di lokasi yang dimaksud, yaitu di salah satu Sekolah Dasar, sekolah yang akan menjadi tempat diadakannya Persami PMR. Tak butuh waktu lama kini semua senior telah bergabung. Kami memindahkan seluruh perlengkapan ke dalam ruangan yang telah disediadakan, ruangan yang tak lain adalah kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar, yang mana juga kelas itu akan kami gunakan untuk tidur malam.

Bersama para Alumni


                Sebelum acara dimulai kami para senior mengabadikan momen bersama, karena sangat susah rasanya untuk beremu satu sama lain secara bersamaan, untunglah Ricy sebagai lelaki Hipster membawa seperlengkapan alat untuk berfoto ria. Azan berkumandang semua masuk kedalam ruangan.

                Sesuai dengan hasil rapat sebelumnya kami para senior telah di beri tugas masing masing, ada yang bertugas memasak, dokumentasi, pemberi materi, dan bagian api unggun. Dengan dibantu 2 senior aku dan yudi berusaha untuk mencari kayu bakar, untunglah kayunya kami dapat dengan mudah, walaupun harus melewati kuburan di malam hari.

                Kira kira jam 11 malam masuk kedalam sesi pemberian materi, sesi materi ini dipimpin oleh desi, selulur junior masuk kedalam kelas yang telah disediakan, belum setengah jam berlangsung terdengar teriakan bahwa seseorang telah telah melihat temannya pingsan. Kami segera membawa junior tersebut kedalam ruang UTS, ada yang aneh dari kejadian pingsan tersebut, ternyata junior tersebut bukan hanya pingsan melikan juga kesurupan. Disini saya merasa acara ini akan berjalan tidak seperti seharusnya.

Bersama beberapa adik junior
                Setengah jam berikutnya, 1 orang junior kembali kesurupan, kami para senior mengambil tindakan yang sama. Kami saling cemas, kami khawatir, dan suasana mulai mencekam. Dalam hati saya ingin pulang pada saat itu.

                Kini tengah malam, adik adik yang tadi mendapatkan kelas materi kini dipersilahkan untuk memasuki tenda untuk tidur. Ada raut raut ketakutan di wajah mereka, ada yang pucat bahkan ada yang seperti menangis, seakan akan ingin mengatakan “Momy take me home”, bagaimanapun kini sudah jam 12 malam dan tidak mungkin untuk membubarkan acara.

                Dan terjadi lagi, salah seorang senior (non-alumni) mengalami kemasukan. Disini suasana sangat mencekam, saya tidak berani menceritakannya.

                Saya hanya tidur setengah jam pada hari itu, saya ketakukan, bahkan saya tidak berani menuliskan cerita ini secara rinci. Sampai disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling Banyak di Baca