Kamis, 25 Mei 2017

Saya cinta budaya karo



                Saya adalah anak dari seorang Ayah yang membawa marga Purba sebagai identitas hidup di dunia,dan saya merasa perlu untuk menuangkan pikiran pikiran saya akan kecintaan saya terhadap budaya Karo melalui media ini.

                Saya merasakan perubahan yang sangat besar terjadi terhadap diri saya beberapa bulan terakhir, saya jatuh cinta dengan budaya karo, bukan hal yang terlalu besar untuk di umumkan karena sudah sepantasnya saya mencintai budaya sendiri. Rasa ingin tau saya sangat besar terhadap budaya karo, seperti bahasa tradisionalnya, makanan tradisionalnya, adat tradisionalnya dan banyak lainnya.

                Kecintaan saya ini berawal ketika ibu saya sering memutar lagu-lagu karo di pagi hari, saya merasakan ada sesuatu di lagu tersebut yang membuat saya merasa tertarik dan nikmat ketika mendengar lagu lagu karo tersebut, walaupun pada saat itu saya tidak mengetahui sama sekali apa maksud dari lagu yang sedang di putar, kejadian yang sama juga terjadi seperti dulu saya belajar bahasa inggris. Ibu memberi tau saya kalau tahun tahun yang lalu saya sangat tidak suka akan lagu karo, saya selalu meminta ibu untuk mematikan lagu karo yang sedang di mainkan pada saat itu.

                Kecintaan saya terhadap budaya Karo ini bertambah besar ketika saya melihat teman-teman kampus saya yang juga banyak bersuku karo. Saya mempunyai teman yang lumayan dekat di kampus dan dia juga bersuku karo, saya meilihat perbedaan yang sangat besar terhadap dirinya dan saya, dia sangat piawai dalam berbahasa karo dan sangat mengerti akan budaya karo, dan saya tidak,  saya sangat iri akan kemampuannya dalam berbahasa karo.

                Dikampus, saya juga mempunyai teman-teman lainnya yang lihai berbahasa karo dan sangat mengerti akan budaya karo, saya sangat penasaran terhadap mereka, mengapa mereka sangat lancar dan fasih dalam berbahasa karo, lalu mereka menjelaskan kalau saya dan mereka itu berbeda, mereka menjelaskan kalau mereka tinggal dan di besarkan di lingkungan yang menggunakan bahasa karo sebabagai bahasa utama sedangkan saya tidak. Saya juga penasaran mengapa ayah saya tidak mengajarkan saya bahasa karo ketika saya kecil dulu.

                Kecintaan saya terhadap budaya karo semakin besar, hal-hal baru yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya terjadi. Seperti, saya sangat gemar memutar lagu lagu karo ketika saya sedang tidak ada kelas, saya mulai menambahkan logat-logat karo ketika saya sedang berbicara dengan orang-orang sekitar, saya juga mulai mempelajarai bahasa karo sedikit demi sedikit, dan saya juga mulai mengkoleksi drama-drama dan lagu-lagu karo.

                Semakin saya mendalami budaya Karo semakin saya merasa kalau memiliki dan mencintai budaya itu adalah suatu kewajiban setiap orang. Saya juga sudah banyak mengetahui tentang silsilah keluarga dari pihak ayah saya, dan saya yakin banyak saudara saya yang tak mengetahui akan silsilah keluarga mereka, dan hal itu membuat saya bangga.

                Saya juga masih ingat ketika awal tahun 2016 lalu, mentor bahasa inggris saya mengatakan “Saya ingin anak saya bisa berbahasa daerah manadailing, karena saya yakin, mampu berbahasa daerah itu sangat membantu kita di kehidupan bermasyarakat”- Ms.Devi. pada saat itu saya hanya memikirkan kalimat tersebut tanpa ingin mengambil langkah untuk mempelajari bahasa karo.

                Banyak orang yang melihat aneh terhadap saya, melihat aneh terhadap kecintaan saya akan budaya karo, budaya yang nantinya juga akan saya wariskan untuk anak-anak saya, mereka membuat opini kalau mempelajari budaya tradisonal bukanlah sesuatu yang keren untuk lakukan oleh anak remaja pada zaman sekarang ini.

                Bagi saya yang merupakan seoarang pelajar pemula sangat mengaharapkan ilmu saya dalam mempelajari budaya Karo akan terus bertambah, saya juga mengharapkan adik adik atau siapaun anda untuk mulai mengetahui dan mencintai budaya tradisional anda sebelum anda mencintai budaya orang lain.

                Cintai budaya Karo, budaya tradisonal Indonesia, kalau bukan kita siapa lagi?.
Mejuah-Juah.

^menulis dengan penuh bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling Banyak di Baca